window.dataLayer = window.dataLayer || []; function gtag(){dataLayer.push(arguments);} gtag('js', new Date());gtag('config', 'G-BWME4274RY');
Info Sekolah
Thursday, 15 May 2025
  • Telah Dibuka Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2025/2026 Jalur Prestasi!!!!

Menjadi Muslim yang Ber-Integritas

Monday, 28 October 2024 Oleh : admin

Dalam sejarah Islam, tragedi perang Uhud mencerminkan kurangnya profesionalisme, di mana Nabi dan para sahabat diserang balik akibat ketidakdisiplinan mereka yang tergoda harta ghanimah. Namun, mereka segera menyadari kesalahan ini dan menjadikan perang Uhud sebagai pelajaran berharga. Pada perang-perang selanjutnya, para sahabat mengikuti arahan dan strategi Nabi dengan lebih disiplin. Saat ini, kurangnya integritas dan profesionalisme dalam pekerjaan sering terdengar, padahal keduanya seharusnya menjadi prinsip dan komitmen, terutama dalam tugas yang berhubungan dengan kepentingan banyak orang. Setiap pekerjaan adalah amanah yang harus dijalankan dengan baik. Orang yang memiliki integritas tinggi tidak akan tergiur untuk melakukan praktek-praktek yang mendegradasi sifat integritas seperti melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, pemalsuan data, dan hal-hal serupa lainnya.

Integritas sendiri memiliki arti “satunya Kata dan perbuatan” integritas kuat hubungannya dengan profesonalisme, Patut menjadi catatan di sini bahwa profesionalisme bukan berarti harus serba sempurna. Akan tetapi profesionalisme di sini bermakna sungguh-sungguh dalam bekerja sesuai kapasitas dan kredibilitasnya. Kedua aspek inilah yang perlu kita sadari bersama. Kita harus mengaca dan merenung akan bakat dan kemampuan kita masing-masing.

Integritas dan agama adalah dua entitas besar yang dapat terwujud dengan cara yang beragam. Keduanya bisa saling bertemu dalam nilai, di mana integritas merupakan nilai hidup yang bersumber dari agama. Namun, cara nilai ini diterapkan dalam kehidupan sangat bervariasi, terutama karena berbagai godaan, tantangan, dan risiko yang dihadapi oleh integritas masyarakat yang beragam.

Integritas dan agama adalah dua entitas besar yang dapat terwujud dengan cara yang beragam. Keduanya bisa saling bertemu dalam nilai, di mana integritas merupakan nilai hidup yang bersumber dari agama. Namun, cara nilai ini diterapkan dalam kehidupan sangat bervariasi, terutama karena berbagai godaan, tantangan, dan risiko yang dihadapi oleh integritas masyarakat yang beragam.

Agama melalui diktum nubuat telah hadir dengan pemaknaan atas integritas itu beserta indikator untuk mengukurnya. Nabi Muhammad SAW dalam Haditsnya mengatakan : “al-birru husnul khuluq, wa al-itsmu ma haka fi nafsika wa karihta an yaththali’a ‘alaihi al-nas”. Kebajikan adalah membaiknya akhlaq, dan dosa adalah apa yang menggelisahkan dalam dirimu dan engkau tak suka orang lain tahu. Tersurat dalam Hadits di atas dua indikator integritas mari kita gunakan pemahaman kontrastif plus yakni pemahaman yang memadukan antara pemaknaan dua kata yang berbeda bahasa. Untuk mudah dan konkretnya, Analisis Kontrastif Plus bisa kita operasionalkan seperti ini: kita telaah cakupan dari dua kata yang berbeda dalam dua macam kebahasaan yang berbeda pula. Kata “integritas” yang merupakan hasil serapan dari kata dalam Bahasa Inggris “integrity”, dan kata “al-itsmu” yang terambil dari Bahasa Arab. “al-itsmu” dalam hadits di atas memiliki makna “Dosa” dalam Bahasa Indonesia, jika kita gunakan “mafhumul mukholafah” maka kata dosa bisa menjadi lawan kata dari “Integrity”.

Dalam makna dasarnya, integritas mengandung substansi kejujuran (honesty), konsistensi dan keteguhan diri. oleh karena itu dapat kita tarik kesimpulan bahwa “al-itsmu” atau ketidak integritas-an seseorang adalah “apa yang menggelisahkan dalam diri” maka integritas seseorang akan terancam apabila dia melakukan sebuah perbuatan yang membuat dirinya gelisah, seperti contoh seseorang melakukan korupsi dan berhasil untuk tidak ketahuan oleh orang lain, namun dalam dirinya ia merasa gelisah dengan apa yang telah ia lakukan, maka sesungguhnya integritas dalam dirinya telah hangus terbakar oleh perbuatan “al-itsmu”. kesimpulan kedua jika “al-itsmu” ditandai dengan “perbuatan yang kau tidak ingin orang lain tahu” maka integritas seseorang akan terancam apabila perbuatannya diketahui oleh orang lain. kedua indikator tersebut menyiratkan pelajaran penting bagi kita, bahwa janganlah terlalu sering melakukan perbuatan yang menyelisihi hati. pembahasan soal indikator integritas kita cukupkan disini. lalu apa yang menjadi bukti bahwa integritas dan agama memiliki hubungan yang kuat? ulama kita sudah terlebih dahulu membahas tentang integritas namun dengan bahasa yang lebih islami, integritas menurut ulama digambarkan seperti iman, dan tidak akan beriman seorang muslim tanpa integritas yang tinggi. Redaksi yang digunakan memang bisa beragam, tetapi substansi dasarnya satu, seperti ini: “al-iman huwa tashdiqun bil qalbi wa iqrarun bi al-lisani wa ‘amalun bi al-arkani”. Iman itu sebuah pengakuan dalam hati, pernyataan dalam ucapan, dan pelaksanaan dalam perbuatan. Jadi, ada tiga komponen dasar dari keimanan. Yakni, pertama, pengakuan dalam hati; kedua, pernyataan dalam ucapan; dan ketiga, pelaksanaan dalam perbuatan.

Ketiga komponen pembentuk keimanan ini harus hadir secara bersamaan dalam diri seseorang. Hilang satu, keimanan tak sempurna. Hilang dua, apalagi. Karena itu, ketiga-tiganya harus hadir dan mewujud dalam diri. Baru keimanan akan sempurna. berbicara soal integritas orang yang tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang menjadi tugasnya selain integritasnya terancam orang tersebut juga akan jauh dari kata profesional, mengutip dari tulisan Prof. Muzakki Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya membahas soal profesionalisme beliau teringat prinsip al-ajru ‘ala qadr al-masyaqqah. Atau, al-ajru ‘ala qadr al-ta’ab. Kira-kira begini dalam Bahasa Inggrisnya: Reward relies upon difficulty level. Pahala bergantung pada tingkat kesulitan. Atau, reward relies upon temptation. Pahala bergantung pada tingkat godaan. Atau, reward relies upon effort. Pahala bergantung pada usaha. kurang lebih begitulah yang beliau katakan dalam tulisan beliau. Menabrakkan antara Agama dan Integritas dalam pemaparan publik justru hanya akan mengkurcilkan kata Agama itu sendiri oleh karenanya siapapun yang melaksanakan integritas di lapangan kerja tidak boleh surut oleh godaan, kondisi dan situasi yang mungkin bisa saja menjadikan integritas dalam dirinya terancam. sebab integritas merupakan kebutuhan hidup, siapapun akan butuh integritas supaya tercipta kualitas hidup yang baik. karenanya tak hanya profesionalisme yang menuntut adanya integritas tapi juga Agama. Profesionalisme dan agama memang sejatinya sama-sama menjadi spirit kinerja. Hanya, agama melampaui batasan kinerja dengan menyematkan keberkahan ke dalamnya. Salah satunya melalui konsep integritas, yang menjadi perhatian besar secara sama oleh keduanya. Saat profesionalisme dan agama bersinergi dengan kuatnya, integritas akan tumbuh pada diri yang melaksanakan. Akibatnya, tak ada lagi yang emoh untuk menunaikan semua tanggung jawab yang diberikan. Alih-alih, semua amanah dibayar lunas dengan kinerja yang membanggakan. Di situlah kesejatian diri ditambatkan. Menuju derajat kesempurnaan kemanusiaan yang didambakan. Karena itulah, saat integritas jadi prioritas, ia tak lagi menjadi penting tapi juga genting. Penting menjadi perhatian. Namun genting untuk dilaksanakan. Untuk terciptanya kesempurnaan kemanusiaan. Melalui amanah yang diterimakan.”

Oleh: Duta Agung Rohmansyah, M.H.

Tulisan Lainnya

Oleh : Ciuss Creative

Yusuf Annur IBJHS

No Comments

Tinggalkan Komentar

 

Pengumuman

Diterbitkan :
Pengumuman Hasil Seleksi PSB dan Yayasan Asiyah Annur Jalur Reguler Tahun Pelajaran 2025/2026
Pengumuman Hasil Seleksi PSB dan Yayasan Asiyah Annur Jalur Reguler Tahun Pelajaran 2025/2026 ditetapkan melalui..
Diterbitkan :
Pengumuman Hasil Seleksi Tes Baca Tulis Al-Qur’an Dan Bacaan Sholat PSB Dan PPDB Pondok Pesantren An Nuur Dan MTs. Yusuf Annur Jalur Reguler Tahun Pelajaran 2025 / 2026
Pengumuman Hasil Seleksi Tes Baca Tulis Al-Qur’an Dan Bacaan Sholat PSB Dan PPDB Pondok Pesantren..
Diterbitkan :
PEMBERITAHUAN TENTANG RALAT PERSYARATAN PENERIMAAN SANTRI BARU DAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2025/2026 YAYASAN ASIYAH AN NUR
Sehubungan dengan pelaksanaan seleksi penerimaan santri baru dan peserta didik baru Yayasan Asiyah An Nur..

Info Sekolah

MTs Yusuf Annur Lamongan

NSM : 121235240189
Jl. Raya Kembangbahu No 9, Sumberjo, Lopang, Karangbahu. Lamongan
TELEPON+6285652007222
EMAILasiyahannur1@gmail.com
WHATSAPP6285652007222